SYIRIK
A. PENGERTIAN SYIRIK
Syirik menurut bahasa berasal dari kata "syarika" artinya bersekutu atau berserikat.sedangkan menurut istlilah ialah mempersekutukan allah dengan yang lain atau mempersamakan allah sebagai pencipta (al-khaliq) dengan yang diciptakan (makhluk) baik zat, sifat, kekuasaan dan sebagainya.
B. BENTUK – BENTUK SYIRIK
1. SIHIR : Yaitu meminta pertolongan kepada syetan atau jin untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan yang dapat membahagiakan atau mencelakakan manusia lain, dengan jampe-jampe atau mentera-mentera.
2.Tenung : Yaitu melakukan perbuatan menenung atau mendatangi tukang tenung untuk diminta pertolongan dalam rangka memenuhi keperluannya melalui perbuatan tenung tersebut.
3.Percaya kepada jimat : Percaya bahwa batu cincin dapat menolak kejahatan, keris dapat menyembuhkan penyakit, dsb, yang diaggap sebagai benda yang mempunyai kekuatan gaib sebagai jimat.
C. PENYEBAB SYIRIK
1.Dha’iful iman (lemahnya iman) Seorang yang imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Lemahnya rasa takut kepada Allah Swt ini akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika seseorang dibimbing oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada pohon besar, Menyembah kaleng Sarden, karena ingin segera kaya, atau selalu merujuk kepada para dukun agar penampilannya tetap memikat hati orang banyak.
2.Al-Jahlu (kebodohan) :Karenanya masyarakat sebelum datangnya Islam disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka telah diselimuti oleh ego dan hawa nafsu sehingga tidak mau mengikuti kebenaran atau memang mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang cenderung berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa dipastikan kecenderungan berbuat syirik semakin kuat.
3.Taqlid (Ikut-Ikutan Secara Membabi-Buta) : Fanatik terhadap tradisi dan peninggalan nenek moyang, walaupun itu bathil dan bertentangan dengan yang hak khususnya dalam masalah aqidah.
D. TINDAKAN RASULULLAH
Rasulullah shallallahu 'alaihi was sallam berupaya menutup pintu-pintu kesyirikan, dengan cara sebagai berikut :
1.Beliau melarang kita dari melakukan perbuatan menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah.
2.Larangan menjadikan kubur beliau sebagai ‘ied (tempat yang didatangi berulang-ulang).
3.Larangan bersafar menuju tempat yang dianggap berkah kecuali masjid.

Komentar
Posting Komentar